Tentang Buku "Pergulatan Iman"
Mungkin kita sudah biasa membaca atau mendengar persoalan agama dibicarakan dan ditulis oleh orang-orang yang menamakan dirinya tokoh-tokoh agama baik itu kyai, ulama, ustadz, pendeta, romo, bikhu dan sebagainya. Seakan-akan soal agama dan keyakinan hanyalah milik tokoh agama tersebut. Dalam buku ini kita akan membaca sesuatu yang “lain” soal agama. Yaitu bagaimana orang-orang dari latar belakang yang bukan ahli agama mendedahkan pemahaman dan pengalamannya dalam beragama. Mereka berbicara secara blak-blakan soal imannya yang sangat pribadi dan merupakan bagian dari pergulatan hidupnya.
Wawancara yang terangkum dalam buku ini merupakan wawancara yang dilakukan sepanjang tahun 2002 sampai 2005, dimana pembaca bisa menikmati pengalaman keagamaan seorang Munir, pahlawan HAM kita yang kemudian “dibungkam”selamanya. Atau pengalaman Dee Lestari yang saat itu masih beragama Protestan, sekarang menjadi Budhis. Semua wawancara di buku ini merupakan transkrip talk show yang menjadi salah satu program kegiatan Jaringan Islam Liberal (JIL). Acara ini bekerja sama dengan Kantor Berita Radio 68H yang mengudara sejak bulan Juni 2001 dan disiarkan di 30 radio seluruh Indonesia sampai sekarang.
Selain di radio, wawancara ini juga dimuat di Jawa Pos dan jaringannya seluruh Indonesia yang juga merupakan program sindikasi media JIL dan website www.islamlib.com. Tujuan program talk show radio ini adalah ingin berinteraksi langsung dengan publik pendengar, berdiskusi dan memperbincangkan secara bebas soal-soal keagamaan dan keislaman yang ramah, toleran, tanpa saling menyalahkan dan merasa diri paling benar.
Dalam acara talk show radio ini, di setiap awal bulan, kami mengundang anak muda dari pelbagai latar belakang disiplin selain disiplin agama, untuk berbicara tentang persoalan dan pengalaman keagamaannya. Ada aktivis LSM, aktivis perempuan, ekonom, politisi dan lain-lain. Kami sengaja membuat acara ini untuk mengetahui sejauhmana agama bagi teman-teman muda ini yang memang “tidak sengaja” belajar agama menjadi inspirasi hidup dan aktivitas sosialnya.
Program-program JIL baik di radio, sindikasi media maupun di website bertujuan dalam rangka mencipta ruang publik bagi siapa saja untuk mengungkapkan dan mengekspresikan pergulatan dan perbincangan keagamaannya. Mengutip istilah Irshad Manji, feminis muslim dari Kanada, kita mencoba mengungkap, menjalani dan melakoni “beriman tanpa rasa Takut” dari siapapun dan apapun karena persoalan Iman adalah persoalan dan tanggung jawab pribadi langsung kita dengan sang Pencipta.
Buku ini diterbitkan bekerja sama dengan Penerbit Nalar dan sekarang sudah tersedia di toko-toko buku. Sebenarnya, rencana penerbitan ini sudah lama dibicarakan tapi baru sekarang terlaksana. Semoga penerbitan buku kumpulan wawancara ini berguna dan menjadi inspirasi untuk semua. Selamat membaca.
Saya hanya ingin sharing saja tanpa bermaksud menggurui begini:
ReplyDeleteSecara logika sederhana saja bahwa misalnya ketika kita ingin mendapati pengetahuan tentang nuklir tentunya kita belajar pada ahli nuklir bukan kepada ahli biologi atau ahli sejarah.
Nah begitu juga ketika kita ingin mengetahui Islam secara benar tentunya kita belajar kepada Ulama Islam misalnya dari Al Azhar ataupun dari Arab Saudi dsb yang benar benar memiliki ilmu tentang Islam secara benar bukan kepada orientalis atau kepada zionis, AS/Eropa dan sekutunya.
Saya perhatikan tokoh kaum liberal di Indonesia adalah berasal dari mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari barat dan setelah kembali ke Indonesia langsung berubah bahkan samapi "mencaci maki" Islam, Al quran dan Nabi.
Saya sempat berpikir (mohon maaf), kaum liberal di Indonesia adalah seperti tentara KNIL yang menginjak bangsa sendiri dan menjilat penjajah Belanda.
Bagi kaum liberal apapun yang diajarkan oleh barat adalah benar, sedangkan Alquran yang berasal dari Allah SWT dianggap mengalami kekeliruan dan bahkan mereka menyangsikan kesuciannya.
Apakah demi dollar berani memutarbalikan kebenaran yang bersarang di qalbu kalian ?
Ingat suatu saat sakaratul maut pasti menghampiri kalian semua, dan jangan sampai tidak sempat bertobat sebelumnya.
Sekian dulu
Melalui kolom komentar ini, saya "tantang" Mbok Nong untuk menyampaikan kepada teman2 sealirannya di JIL, Islamlib.com untuk membuktikan ke liberalannya dengan berani untuk tidak menolak komentar komentar yang tidak sepaham dengan redaksi di www.islamlib.com
ReplyDeleteBerapa kali saya dan teman-teman mengirim tanggapan di website JIL tetapi selalu ditolak.
Kalau memang kalian demokratis kenapa takut ?
Jujur dong, jangan suka berbohong.
JIL go to hell.
ReplyDeleteinilah manusia yang kanya pinter, tapi gobloook minta ampuuun... haai anjiiing-anjingg israil...haai budak-budak amerika.. goo to hell
I will Kill you are and i will booom your office, remember it is
Mba nong,bertanyalah pada hati nurani apakah mba nong merasa memperjuangkan islam atau sebaliknya. Saya sangat sedih membaca pendapat2 JIL. ga rela islam kami, quran kami, hadist kami direndahkan. kasihan generasi kami kalau melihat islam seperti JIL. Saya mungkin yg disebut mba islam fundamental tapi sy juga tidak radikal mba. ingat mba semua ada pertanggungjawabannya, takutlah sama Allah. Semoga Allah membukakan hidayah-Nya untuk kita semua
ReplyDeletekenapa kalian begitu sempit mendeksripsikan apa arti agama...???
ReplyDeletekayaknya perlu belajar ilmu perbandingan agama deh...!!
jangan sepicik itu donk menilai sebuah perbedaan..
islam adalah agama...
JIl hanyalah sebuah fraksi dari beratus-ratus macam fraksi yang ada di dalam Islam.so, kenapa kalian harus mengkafirkan sesuatu??
Buat Maura dingga:
ReplyDeleteJustru andalah yang seharusnya membaca sebelum berkomentar :
Tahukah anda bahwa JIL sebenarnya tidak mengakui ajaran Islam tetapi mereka mengaku beragama Islam, saya berani mengatakan mereka pura2Islam. Contoh : Musdah Mulia aktivis JIL mengatakan dengan sombongnya bahwa homoseksualitas dibenarkan dalam Islam, padahal di dalam kitab suci Alquran, Allah telah mengazab kaum Nabi Luth ini.
Guntur Romli menghina Umar bin Khatab sebagai pelaku anal seks.
Dsb.
JIL bukan faksi2 dalam Islam tapi JIL adalah kaki tangan Barat untuk menghancurkan Islam