Lilypie 3rd Birthday PicLilypie 3rd Birthday Ticker

Thursday, November 13, 2008

Sang Guru

dari ujung kabel
suara bergetar
terbayang wajah teduh
mata renta
tak berdaya
penuh aura

suatu siang datang
sang guru berpesan
menanya kabar
tentang kehidupan

: hidupmu sulit anakku
pilihanmu
terus berjuang
berteriaklah
habiskan nafasmu
ragamu
tenagamu
hidupmu
jangan gentar
jangan takut
karna itu takdirmu

sang guru slalu datang
tanpa raga
seperti malaikat dengan cahya
berbicara tentang hidup
sulit
terjal
jadi biasa


jakarta, oktober 2008

2 comments:

  1. Renungan Pendidik

    Ketika terbit fajar, udara segar menjadi pusat perhatian makhluq khususnya manusia
    Satu sisi sudut kehidupan tampak tuan-tuan besar sedang berlari-lari santai menikmati udara pagi hari
    Lelah sejenak secangkir teh dan sepotong roti telah siap menanti di pelataran serambi
    Bersandar duduk di atas kursi sambil menikmati secangkir teh dan sepotong roti, aduhai nikmat sekali
    Bahagianya si tuan besar, pagi-pagi isi perut sebagai salah satu kebutuhan nafsu telah terpenuhi
    Begitu pula berkat kemajuan teknologi, berita informasi melalui TV dan koran pagi dapat diketahui secara dini
    Perang, politik, ekonomi bahkan segala macam bentuk perbuatan tindak kriminal telah pula tersaji dengan rapi
    Cemas, khawatir dan berbagai macam gejolak muncul sebagai imbas dari berita informasi
    Anak-anak yang manis tidak pula ketinggalan, mereka mengikuti gejolak informasi globalisasi
    Ibarat sawah tidak berpematang, demikianlah informasi teknologi merasuki jiwa anak yang masih dini
    Apa yang terjadi? Kenakalan remaja sebagai cuatan hasil rekaman kecanggihan teknologi
    Demikian itulah, pagi-pagi jiwa yang seharusnya mencuatkan kesegaran, ternyata resah gelisah yang tak teratasi
    Begitu pula ketika mentari hilang di ufuk Barat di senja hari Kerlap-kerlip lampu hias di tempat-tempat melantai, tersenyum sedup menjanjikan kenikmatan tersendiri
    Hasrat muda bergejolak ingin menikmati segala yang sudah tersaji
    Oh kasihannya kau generasi muda tunas bangsa, jiwa yang begitu renta masih dilanda gejolak budaya globalisasi
    Kembali semua ini karena kemajuan teknologi memberikan segala kemudahan untuk bergejolaknya diri
    Al-Qur’an yang sebenarnya sebagai penentram hati, nyaris tidak bisa diambil berita informasi
    Dia Al-qur’an seakan terpandang sebagai kitab tua yang bisu terhadap informasi teknologi

    ReplyDelete
  2. Mbak nong kalau bikin puisi jangan terlalu berlebihan lah, masak mas Ulil masih muda dibilang renta, nanti mas ulilnya marah loh.
    Eh atau ada gurunya yang lain yang sudah tua renta dan sudah mati, sehingga mbak didatangi dalam mimpi, atau yang datang ketemu mbak iblis yang menyamar sebagai laki-laki tua renta, aah...nggak tahu deh, tanya saja sama mbak nong.

    ReplyDelete