Dinner with Hillary R. Clinton
senin siang (16/2) saya dihubungi mbak ade dari kedutaan AS. dia mengabarkan kalau saya diundang untuk ikut dinner bersama Hillary Clinton di gedung arsip nasional. wah, saya kaget dan waktu itu sempat bilang ke dia pikir-pikir dulu karena rabu malam saya sebenarnya sudah komitmen untuk hadir di acara diskusi pak bill liddle di teater utan kayu.karena kak icang yang meminta saya untuk mengurus diskusi tersebut. mbak ade mendesak agar saya harus jawab secepatnya karena daftar nama yang hadir akan dikirim ke washington. saya minta waktu sampai sore dan saya akan mengabarkan mengenai kepastiannya apakah saya bisa hadir atau tidak itu sore itu. setelah saya pikir panjang, ini adalah kesempatan yang luar biasa dan mungkin tak akan saya dapatkan lagi untuk ketemu, bicara, bersalaman langsung dengan Hillary, tokoh idola saya, perempuan luar biasa, saingan terkuat presiden obama pada pemilihan calon presiden di Partai Demokrat. akhirnya sorenya saya telpon mbak ade dan menegaskan kalau saya bisa hadir di malam dinner tersebut.
acara dinner dimulai jam 20.30 tapi undangan harus datang setengah jam sebelumnya. saya tiba di arsip nasional jam delapan kurang sepuluh menit. di depan saya disambut oleh wakil dubes AS dan beberapa staf kedutaan. sejak di depan memasuki gedung arsip, tidak ada kesan penjagaan yang seram dan angker seperti biasanya. malah lebih angker kalau kita memasuki mal-mal besar. saya tidak diperiksa macam-maca,, didetectorlah atau apalah, saya hanya diminta menunjukkan surat undangannya saja. benar-benar jauh dari kesan angker dalam penjagaannya.
memasuki ruangan, saya ketemu dengan ibu lily munir, saad bokhari (staf kedubes AS yang humble), ada mbak nursyahbani, mas bara hasibuan, ibu iris, saya juga melihat pak azyumardi azra dan kemudian lama kelamaan undangan mulai berdatangan: mas komaruddin hidayat, bang asmara nababan, mas pramono anung, ibu mooryati soedibyo, kang teten masduki, pak joko susilo, pak fauzi bowo dan lain-lain..
sebelum jam 20.30 kami diminta memasuki ruang dinner. saya kebagian meja nomer tujuh bersama mbak suciwati, bang asamara nababan, bapak gde natih yang langsung datang dari bali, teman dari PKS, pak lebay, romo dari kristen anglikan dan mr. sullivan (romobongan Hillary).
ketika Hillary masuk ruangan kami yang di dalam (tanpa dikomando) serentak berdiri. beliau menyalami kami satu persatu termasuk aku yang memang cukup dekat letaknya dari pintu masuk (aduh, seneng banget aku bersalaman dengannya. tangannya sengaja kupegang erat dan lama sambil mengatakan "selamat datang di jakarta", dia tersenyum)
acara dinner dibuka oleh dubes AS trus kemudian ibu lily munir memberi sambutan selamat datang kepada Hillary dan rombongan. sebelum Hillary beri pidato kami dipersilakan mencicipi makanan dulu, nah pas menu es krim yang keluar, Hillary maju ke podium. ia begitu rileks, penuh senyum, ramah menyapa semua yang berada di dalam ruangan. ketika hillary berpidato yang tadinya pertemuan ini tertutup untuk pers tiba-tiba pintu dibuka, serta merta kamera dan wartawan sudah siap merekam semua isi pidato Hillary.
banyak hal yang disampaikan oleh Hillary dalam pidatonya tersebut yang kemudian dikutip media keesokan harinya. tapi yang menjadi poin penting untuk saya adalah bagaimana dia menerima posisinya sebagai menlu ketika ditawari oleh presiden obama, meski ia merupakan rivalitas terkuat dan kemudian kalah dalam memperebutkan posisi calon presiden AS. Buatnya, ia menerima perannya ini karena didasarkan pada komitmennya sebagai warga untuk berbakti pada bangsa dan dunia yang luas dan mengalahkan egonya yang pernah dikalahkan obama. pemilu AS memang banyak memberikan inspirasi dan mengajarkan banyak hal tentang demokrasi, bukan sekedar kalah dan menang. aduh, jadi panjang banget nulisnya..
singkatnya setelah acara selesai, hillary masih menyempatkan diri untuk menyapa dan berbincang-bincang dengan para undangan yang berebut mendekatinya termasuk saya. dengan minta bantuan mas teten masduki, direktur ICW, saya meminta untuk mengambil foto mengabadikan momentum ini. dan inilah hasil bidikan kang teten yang mengambil foto aku dan Hillary Clinton. kang teten ketika mengambil gambar ini deg-degan dan dalam kondisi yang harus berjuang makanya hasilnya ya seperti ini. tapi ngga apa-apa yang penting ada fotonya. aku malah merasa bersalah karena ngga mengambil foto kang teten bersama hillary karena kang tetennya ketika ditawari ngga mau.
aduh senengnya..buatku:Hillary begitu luar biasa, tak ada kesan arogan, mengambil jarak bahkan sebaliknya, Hillary sangat keliatan kepemimpinannya, kepintarannya, begitu dekat, akrab dan sangat ramah. bila amerika seperti ini, dunia akan damai..percaya deh!