Lilypie 3rd Birthday PicLilypie 3rd Birthday Ticker

Monday, June 23, 2008

Pelurusan Fakta Tragedi Berdarah Monas

Saya muat dalam blog saya ini tulisan tentang pelurusan fakta seputar tragedi berdarah Monas. Sekarang ini isunya sangat simpang siur dan ada upaya pemutarbalikkan fakta dan fitnah keji terhadap AKKBB. Lihatlah bagaimana nama saya dipakai dalam email fitnah yang disebar kemana-mana tanpa saya bisa menghentikannya. email itu bilang kalau aksi damai AKKBB memang dalam rangka mengalihkan isu BBM. Subhanallah, keji sekali orang yang membuat email tersebut. kalau tidak ada penyerangan terhadap aksi kami yang damai ini, mana mungkin aksi kami diliput secara besar-besaran di media. Saya hanya bisa berdoa yang terbaik untuk yang menulis dan menyebar email itu agar sadar dengan perbuatan kejinya ini.

Lihatlah juga komentar-komentar di blog saya ini, luar biasa kasar dan tidak beradabnya. Terus terang, saya jadi sedih kalau umat kita seperti ini. tapi saya biarkan saja karena saya yakin semua ini dalam proses belajar menjadi manusia yang baik.

Oh ya, artikel pendek ini ditulis oleh saidiman, yang pada aksi tersebut, menjadi dinamisator aksi damai peringatan hari Pancasila. Maafkan saya teman-teman, saya belum bisa & mampu menulis panjang dan berefleksi dengan peristiwa berdarah kemarin di blog ini.

----

Tragedi Monas, 1 Juni 2008, berupa penyerangan kelompok Front Pembela Islam (FPI) kepada massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan telah menjadi bahan perbincangan publik yang terus bergulir tak tentu arah. Tulisan ini ingin sedikit memberi klarifikasi terhadap kesimpangsiuran berita yang mulai cenderung salah arah tersebut.

Penyerangan, Bukan Bentrok

Beberapa media tidak segan-segan menyebut tragedi ini “bentrokan” antara massa FPI dan AKKBB. Istilah bentrokan sungguh menyesatkan karena itu mengandaikan AKKBB juga terlibat dalam aksi kekerasan tersebut.

Faktanya, FPI menyerang massa AKKBB. Saat itu, acara belum dimulai. Sebagian massa AKKBB berada di pelataran Monas menunggu aksi longmarch yang akan dimulai dari kawasan belakang stasiun Gambir. Sambil menunggu massa AKKBB yang lain, massa yang ada di pelataran Monas tersebut duduk-duduk. Ketika massa FPI mendekat, massa AKKBB diperintahkan untuk duduk. Saya sendiri yang menyampaikan kepada massa untuk tidak terprovokasi, karena kami melihat massa FPI semakin dekat dan berteriak-teriak sambil mengancung-acungkan pentungan. Saya lalu meminta massa untuk menyanyikan lagu Indonesia raya. Belum sempat lagu kebangsaan itu dinyanyikan, massa FPI sudah menyerbu. Mereka memukul dengan pentungan bambu, meninju, menendang, menginjak-injak, sambil melontarkan sumpah serapah. Saya masih sempat menyeru massa AKKBB untuk tetap duduk, sebab kesepakatan kita, aksi ini adalah aksi damai. Kalau ada serangan fisik, maka kita akan duduk dan tidak melakukan perlawanan. Massa AKKBB memang patuh kepada kesepakatan, tidak ada satupun massa yang melakukan perlawanan. Tetapi karena serangan begitu massif, akhirnya massa AKKBB bubar menyelematkan diri. Ibu-ibu menangis, anak-anak menjerit ketakutan, puluhan orang menderita luka.

Tidak Ada Provokasi

Beberapa hari setelah tragedi, muncul pemberitaan bahwa massa AKKBB melakukan provokasi terlebih dahulu melalui orasi yang menyatakan bahwa massa penyerang itu adalah “laskar setan atau iblis.” Itu adalah dusta besar. Faktanya, acara belum dimulai. Orasi belum dilaksanakan. Yang ada hanyalah seruan kepada peserta AKKBB untuk duduk, untuk tidak terprovokasi, dan untuk menyanyikan lagu Indonesia raya. Dan tidak pernah ada bukti bahwa orasi provokasi benar-benar dilakukan oleh AKKBB.

Patut dicatat beberapa pernyataan dalam orasi-orasi pemimpin serangan FPI pada saat serangan telah dilakukan. Alfian Tanjung mengatakan di depan massa FPI: “Saya bangga dengan Anda semua yang telah melibas mereka dengan cepat.” Indikasi bahwa aksi ini dilakukan secara terencana dan dengan restu Riziq Shihab bisa dilihat dari pernyataan Alfian Tanjung selanjutnya: “Pada pertemuan terakhir kita dengan Habib Riziq, dia memegang tangan saya, “Ustadz Alfian, hari minggu siang kita perang.” Pada kesempatan itu, Alfian juga mengatakan bahwa mereka baru saja menang satu kosong, dan mereka akan terus menang sampai 1000 kosong.

Menjelang bubar, Munarman menyampaikan kepada massanya bahwa aksi mereka hari itu belum apa-apa: “Kita belum memenangkan pertempuran… Berikutnya kita akan datangi tempat-tempat mereka. Kita akan datangi yang namanya Goenawan Mohamad. Kita akan datangi yang namanya Asmara Nababan. Munarman juga menyampaikan: “Sudah ada penyampaian baik dari polisi maupun intelijen kita yang menyatakan konsentrasi massa pembela-pembela Ahmadiyah itu sudah bubar. Tidak ada kegiatan di HI dan di depan RRI.”

Bukti-bukti orasi ini sangat penting untuk melihat bahwa FPI memang melakukan serangan secara terencana dan bukan insidental.

Senjata Api

Ada foto yang beredar tentang seorang berbaju putih yang mengangkat pistol. Ini, oleh beberapa berita, disebut sebagai provokasi dari AKKBB. Perlu ditegaskan kembali bahwa aksi hari itu adalah aksi Apel Akbar Peringatan 63 Tahun Pancasila dengan tema “Satu Indonesia untuk Semua.” Sejak awal, aksi AKKBB adalah aksi damai. Jangankan memprovokasi, kita bahkan sepakat bahwa jika ada serangan, maka kita akan duduk dan tidak melakukan perlawanan. Tidak pernah ada instruksi bagi peserta aksi untuk membawa senjata tajam. Fakta bahwa banyak peserta aksi adalah ibu-ibu dan anak-anak adalah bukti bahwa aksi ini memang dirancang dalam format damai.

Ada anggapan bahwa si pembawa pistol adalah massa AKKBB karena mengenakan pita merah putih di lengan bajunya. Yang harus diketahui adalah bahwa panitia aksi hari itu sama sekali tidak menyediakan atribut pita merah putih yang dipasang di lengan baju. Panitia hanya menyediakan kalung pita merah putih yang hanya dipakai oleh para perangkat dan simpul-simpul aksi. Aksi ini sendiri bersifat umum karena mengundang siapa saja melalui media massa dan pengumuman internet. Penggunaan atribut pita merah putih di lengan baju dilakukan pada aksi AKKBB sebelumnya, 6 Mei 2008. Tetapi pada 1 Juni 2008, panitia tidak menyediakan atribut serupa.

Ada pernyataan Munarman yang menarik. Dia mengatakan: “Kami tidak bisa dibohongi karena sudah menyusupkan orang kami di tengah-tengah mereka….” (Sabili No. 25 Th. XV).

Keluar Rute

Massa AKKBB juga dianggap menyalahi pemberitahuan kepada pihak polisi karena tidak patuh kepada rute awal, yakni belakang stasiun gambir kemudian menuju Bundaran Hotel Indonesia (HI). AKKBB dianggap melanggar karena masuk ke pelataran Monas.

Faktanya, rencana aksi AKKBB akan dimulai pukul 14.00 WIB. Penyerangan yang dilakukan FPI di dalam pelataran Monas adalah pukul 13.15 WIB. Perlu diketahui adalah bahwa massa AKKBB yang ada di pelataran Monas tersebut tidak sedang melakukan aksi, melainkan bersiap-siap menuju tempat dimulainya aksi, yakni belakang stasiun Gambir. Massa yang diperkirakan hadir pada aksi peringatan Pancasila tersebut adalah sekitar 10.000 orang. Massa ini belum berkumpul pada satu titik secara utuh, mereka masih berpencar di sekitar Monas, karena hari itu memang Monas sangat ramai. Massa AKKBB masih menunggu dimulainya aksi. Massa AKKBB masih bergerombol di banyak sekali tempat di sekitar Monas. Salah satu kumpulan massa yang terbesar adalah di tempat di mana massa FPI menyerang tersebut. Massa AKKBB masih ada di banyak tempat, sebagian besar masih dalam perjalanan. Tidak benar aksi keluar dari rute, sebab aksi belum dimulai.

Menipu Peserta

Berita terakhir yang banyak beredar bahwa AKKBB telah menipu massa anak-anak dan ibu-ibu yang diajak untuk berwisata ke Dufan, tetapi kemudian diarahkan menjadi peserta aksi. Ini juga adalah dusta.

Faktanya, aksi peringatan Pancasila ini sudah diberitakan melalui tidak kurang dari delapan media cetak. Pemberitahuan ini juga ditambah dengan pengumuman di pelbagai mailing list. Dan tidak pernah keluar bukti bahwa para peserta itu ditipu. Yang terjadi adalah upaya untuk memfitnah aksi AKKBB ini dengan pelbagai cara.

Pengalihan Isu BBM

Fitnah yang paling keji dan menggelikan adalah ketika tragedi Monas disebut sebagai bentuk pengalihan isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang sengaja dilakukan oleh AKKBB. Fitnah ini sangat keji, karena peserta aksi AKKBB yang prihatin terhadap gejala pengabaian dasar negara, Pancasila, kemudian tanpa bukti disebut untuk mengalihkan isu.

Faktanya, jika tragedi ini disebut sebagai pengalihan isu, maka sesungguhnya yang patut disebut sebagai pelaku pengalihan isu adalah massa penyerang. Inisiatif menyerang ada di tangan FPI. Kalau mereka tidak melakukan gerakan serangan, maka barangkali isu kenaikan harga BBM akan tetap jadi perbincangan. Sekali lagi, AKKBB adalah korban dari sebuah inisiatif serangan dari pihak FPI.(www.saidiman.wordpress.com)

13 comments:

  1. Tulisan ini tidak untuk membela FPI, karena apapun alasannya ”kekerasan” harus dihindarkan apalagi di depan anak-anak dan kaum ibu.. Klo kekerasan terhadap JIL bagi saya pribadi tidak terlalu bermasalah, karena hal itu merupakan akibat dari perbuatannya yang selalu mendekonstruksikan islam. JIL Semestinya tak memanfaatkan ibu dan anak2 atau massa utk mendukung wacana yg mereka dengungkan. Oleh karena itu kami menjawab per point aja biar keliatan mudah

    1. Beberapa media tidak segan-segan menyebut tragedi ini “bentrokan” antara massa FPI dan AKKBB. Istilah bentrokan sungguh menyesatkan karena itu mengandaikan AKKBB juga terlibat dalam aksi kekerasan tersebut.

    - media massa tetap menyebutnya sebagai ajang kekerasan yg tlah dilakukan FPI. dan media menampilkan penyerangan FPI. Bahkan Media menampilkan para korban secara jelas, kalo melihat berita scr fair, maka bisa dikatakan bahwa media malah mengarahkan opini pada "pembubaran FPI". jadi gak ada penyesatan opini yg menguntungkan FPI.

    2, alinea selanjutnya.... (kalo aku copy paste kepanjangan)
    - saya kira sudut penilaiannya jgn bahwa akkbb telah melakukan diam, maka bentrokan tak akan terjadi. Mereka sudah terprovokasi sblmnya ttg kasus ahmadiyah, dan isu pluralism yg dihembuskan dlm pengurus akkbb (penulis jelas membedakan antara pentolan akkbb dan massa akkbb). semestinya mBak dan temen2 mampu mengontrol wacana dong. jgn bawa massa yg ga tau apa2 dan ditempatin di "wilayah konflik", dimana sebetulny yg konflik bukan massa akkbb sendiri melainkan JIL (aku sgt menyayangkan banyaknya JIL membawa ibu dan anak2 tanpa memperhatikan akibat yg akan ditanggung mrk tanpa mereka ketahui, (semoga semua massa akkbb dirahmati Allah selalu, terutama kaum ibu dan anak2 mereka).

    3. "Beberapa hari setelah tragedi, muncul pemberitaan bahwa massa AKKBB melakukan provokasi terlebih dahulu melalui orasi yang menyatakan bahwa massa penyerang itu adalah “laskar setan atau iblis.” Itu adalah dusta besar. Faktanya, acara belum dimulai. Orasi belum dilaksanakan. Yang ada hanyalah seruan kepada peserta AKKBB untuk duduk, untuk tidak terprovokasi, dan untuk menyanyikan lagu Indonesia raya. Dan tidak pernah ada bukti bahwa orasi provokasi benar-benar dilakukan oleh AKKBB."
    - bukan beberapa hari stlh kejadian, tetapi pagi hari ketika aku melihat berita, munarman telah menyampaikan hal itu pada tgl 2 jam 6 pagi di salah satu stasiun tv swasta. provokasi itu tidak hanya didengar oleh fpi tetapi oleh HTI juga. oleh karena itu yg perlu dipertanyakan siapa yg memprovokasi. Kalaupun itu bukan dari akkbb (aku tak percaya yg provokasi dari massa akkbb), tapi keberadaan provokator itu tetap harus ditelusuri.

    4. patut dicatat beberapa pernyataan dalam orasi-orasi pemimpin serangan FPI pada saat serangan telah dilakukan. Alfian Tanjung mengatakan di depan massa FPI: “Saya bangga dengan Anda semua yang telah melibas mereka dengan cepat.” Indikasi bahwa aksi ini dilakukan secara terencana dan dengan restu Riziq Shihab bisa dilihat dari pernyataan Alfian Tanjung selanjutnya: “Pada pertemuan terakhir kita dengan Habib Riziq, dia memegang tangan saya, “Ustadz Alfian, hari minggu siang kita perang.” Pada kesempatan itu, Alfian juga mengatakan bahwa mereka baru saja menang satu kosong, dan mereka akan terus menang sampai 1000 kosong.................

    - Kalo hal itu terbukti benar, maka polisi harus menindak mereka dan menghukum mereka, karena ini adalah negara hukum. Tetapi selain menangkap mereka polisi juga harus menangkap para ’pentolan’ akkbb. karena pentolan itu telah memanfaatkan massa utk dijadikan korban tanpa adanya peringatan akan bahaya yg mereka rasakan. Logisnya, panitia harus bertanggungjawab terhadap semua resiko, walau apapun mereka juga secara tidak langsung menyebabkan konflik itu. Konflik itu sebenarnya konflik antara FPI dan pentolan AKKBB (JIL), bukan massa AKKBB. Panitia dan pihak penyelenggara harus secara jantan bersedia ”menemani” Habib Rizieq di penjara.

    5. Menjelang bubar, Munarman menyampaikan kepada massanya bahwa aksi mereka hari itu belum apa-apa: “Kita belum memenangkan pertempuran… Berikutnya kita akan datangi tempat-tempat mereka. Kita akan datangi yang namanya Goenawan Mohamad. Kita akan datangi yang namanya Asmara Nababan. Munarman juga menyampaikan: “Sudah ada penyampaian baik dari polisi maupun intelijen kita yang menyatakan konsentrasi massa pembela-pembela Ahmadiyah itu sudah bubar. Tidak ada kegiatan di HI dan di depan RRI.”

    - nah, bener kan… sebenarnya mereka itu marahnya sama orang JIL bukan ama massa AKKBB. Dan kalimat munarman itu juga perlu ditelusuri ke Polri, apa benar demikian. Jangan-jangan ada kesalahan prosedur.

    6. Ada foto yang beredar tentang seorang berbaju putih yang mengangkat pistol. Ini, oleh beberapa berita, disebut sebagai provokasi dari AKKBB. Perlu ditegaskan kembali bahwa aksi hari itu adalah aksi Apel Akbar Peringatan 63 Tahun Pancasila dengan tema “Satu Indonesia untuk Semua.” Sejak awal, aksi AKKBB adalah aksi damai. Jangankan memprovokasi, kita bahkan sepakat bahwa jika ada serangan, maka kita akan duduk dan tidak melakukan perlawanan. Tidak pernah ada instruksi bagi peserta aksi untuk membawa senjata tajam. Fakta bahwa banyak peserta aksi adalah ibu-ibu dan anak-anak adalah bukti bahwa aksi ini memang dirancang dalam format damai ….dst

    - massa AKKBB kebanyakan memang tidak melawan, tetapi apa salahnya mencari orang itu. FBR sendiri telah melakukan sayembara dengan nilai seratus juta bagi orang yg bisa menemukan org itu. Jgn2 dia itu provokator utamanya.


    7. Faktanya, rencana aksi AKKBB akan dimulai pukul 14.00 WIB. Penyerangan yang dilakukan FPI di dalam pelataran Monas adalah pukul 13.15 WIB. Perlu diketahui adalah bahwa massa AKKBB yang ada di pelataran Monas tersebut tidak sedang melakukan aksi, melainkan bersiap-siap menuju tempat dimulainya aksi, yakni belakang stasiun Gambir. Massa yang diperkirakan hadir pada aksi peringatan Pancasila tersebut adalah sekitar 10.000 orang. Massa ini belum berkumpul pada satu titik secara utuh, mereka masih berpencar di sekitar Monas, karena hari itu memang Monas sangat ramai. Massa AKKBB masih menunggu dimulainya aksi. Massa AKKBB masih bergerombol di banyak sekali tempat di sekitar Monas. Salah satu kumpulan massa yang terbesar adalah di tempat di mana massa FPI menyerang tersebut. Massa AKKBB masih ada di banyak tempat, sebagian besar masih dalam perjalanan. Tidak benar aksi keluar dari rute, sebab aksi belum dimulai.

    - bukankah dalam ada salon besar di Monas dan jumlah pesertanya dah mencapai ratusan orang waktu itu, siapapun mengira waktu acara telah dimulai. Kalo untuk mengumpulkan massa itu sebanyak itu, maka semestinya panitia tau dong, akan ”bencana’ yg akan datang. Masak panitia sama sekali tidak bertanggungjawab, dan hanya bisa menyalahkan FPI. Massa 10.000 orang bukan massa yg sedikit, apapun yg terjadi panitia dan penyelenggara perlu bertanggungjawab. Karena korbannya tidak hanya mereka, tetapi massa yg sbeangian besar adalah kaum lemah seperti wanita dan anak-anak yg mana telah menjadi tugas dan tanggungjawab panitia untuk menjaga massanya. Dimanapun apabila terjadi kericuhan dalam suatu acara yg bertanggungjawab adalah panitianya. Masak acara peringatan pancasila kudu disertai acara membina kerukunan ummat beragama dengan menarik-narik isu ahmadiyah? Peringatan keras: Jangan bawa massa bawah (apalagi ibu dan anak2). Kalo itu wacana sekularisme dan pluralisme, ngapain harus melibatkan mereka yg tak tau apa2???

    8. Fitnah yang paling keji dan menggelikan adalah ketika tragedi Monas disebut sebagai bentuk pengalihan isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang sengaja dilakukan oleh AKKBB. Fitnah ini sangat keji, karena peserta aksi AKKBB yang prihatin terhadap gejala pengabaian dasar negara, Pancasila, kemudian tanpa bukti disebut untuk mengalihkan isu.
    - Tentang bener apa tidaknya aku tak tau. Tapi yang jelas diliat dari dampaknya sih, setelah kasus itu emang demonstrasi BBM mulai surut. Tentang hal itu ada benarnya juga
    a. provokator tak diketahui (kemungkinan orang yg menodongkan pistol dan orang yang meneriakin laskar setan, laskar iblis dll0
    b. penjadwalan acara yg kurang terukur, sebenarnya konflik itu bisa dicegah, karena penjadwalan acara dan prosedurnya sudah ada di pihak kepolisian.
    c. kenapa mengusung tema ahmadiyah dengan membawa massa yg banyak dan tidak dicegah timbulnya bentrok ama FPI juga perlu dipertanyakan lagi. Apalagi tema Ahmadiyah, merupakan tema terpanas waktu itu.

    ReplyDelete
  2. Kekuatan Asing Di Balik Kelompok Pro Ahmadiyah?

    Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri telah dikeluarkan. Banyak pihak yang tidak puas. Pada satu sisi, para pendukung Ahmadiyah merasa SKB telah membatasi hak warga Ahmadiyah. Pada sisi lain, mayoritas umat Islam melihat SKB belum menyelesaikan masalah. Karenanya, tuntutan pembubaran Ahmadiyah pun tetap bergema dimana-mana.
    Kekuatan Asing Bermain
    Hal yang penting untuk dicatat adalah adanya sinyalemen bahwa para pendukung Ahmadiyah didukung oleh negara asing. Tidak tanggung-tanggung, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid menengarai adanya agenda asing dalam aksi kekeraan di Monas. Alasannya, ada kedutaan besar (kedubes) asing yang turut berkomentar dalam insiden Monas (ANTV, 9/6/08).
    Pengamat intelijen, Soeripto, juga mengatakan, “Ada usaha untuk membuat citra kekerasan pada umat Islam atau violent behavior. Citra (image) itulah yang kini sedang dimunculkan. Usaha-usaha seperti ini tidak tertutup kemungkinan dilakukan oleh intelijen asing.” (Hidayatullah.com, 6/6/2008).
    Memang, ada beberapa indikasi yang perlu dicermati terkait masalah ini. Pertama : Sesaat setelah terjadinya Insiden Monas, serta-merta pemerintahan Amerika Serikat (AS) bereaksi. Dua hari pasca insiden, Kedutaan Besar AS di Indonesia mengeluarkan siaran pers yang mengutuk aksi kekerasan oleh FPI. AS menilai, aksi itu berdampak serius bagi kebebasan beragama dan dapat menimbulkan masalah keamanan. “This type of violent behavior has serious repercussions for freedom of religion and association in Indonesia, and raises security concerns (Bentuk kebiasaan kekerasan ini memiliki dampak serius bagi kebebasan beragama dan persatuan di Indonesia),” tulisnya. “We urge the Government of Indonesia to continue to uphold freedom of religion for all its citizens as enshrined in the Indonesian Constitution (Kami mendesak Pemerintah Indonesia untuk terus membela kebebasan beragama bagi semua warga negara sebagaimana yang termaktub dalam konstitusi Indonesia,” tambahnya (The Jakarta Post, 3/6/2008).
    Secara politis, pernyataan resmi pemerintah AS tersebut jelas menunjukkan adanya campur tangan terhadap urusan dalam negeri Indonesia. Tidak ada warga negara AS yang terluka. Kejadiannya pun tidak terkait dengan mereka. Lalu mengapa secara sigap mereka mengutuk pelaku dan mendesak Pemerintah Indonesia? Karenanya, wajar jika pernyataan Kedubes AS itu dinilai anggota Fraksi PKS di DPR, Soeripto, sebagai bentuk campur tangan AS terhadap masalah dalam negeri.
    Kedua : Pihak AS pun melakukan kunjungan langsung dan memberikan bantuan kepada korban luka insiden Monas. Ketua Usaha Kedutaan Besar AS untuk Indonesia, John Heffern, menjenguk korban luka Insiden Monas dari Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di RSPAD Gatot Subroto pada 6 Juni 2008. Kunjungan pejabat Kedubes AS ini seakan ingin menggambarkan betapa luar biasanya Insiden Monas tersebut.
    Muncul pertanyaan, mengapa ketika terjadi bentrokan fisik antara kedua kubu akibat kisruh Pilkada di Maluku Utara, AS tidak mengeluarkan siaran pers atau menjenguk? Bukankah sama-sama terdapat luka dan terjadi aksi kekerasan? Ketika kampus Unas diserbu, bukankah banyak yang luka dan kampus hancur? Mengapa tidak melakukan tindakan serupa? Bukankah sama-sama tindak kekerasan? Mengapa hanya terhadap Insiden Monas saja kutukan, desakan dan kunjungan itu dilakukan? Ada apa sebenarnya? Bukankah hal ini justru meneguhkan bahwa memang ada hubungan antara AS dengan AKKBB?
    Ketiga : pihak-pihak pendukung Ahmadiyah selalu saja berupaya untuk menginternasionalisasi kasus Ahmadiyah. Sebagai contoh, aktivis AKKBB yang juga panitia apel di Monas 1 Juni 2008, Anick, mengatakan pihaknya telah mendorong Ahmadiyah untuk mengajukan suaka politik untuk mengantisipasi pelarangan aktivitas mereka. Sebab, mereka seolah diusir dari negeri sendiri karena dianggap berbeda (Detik.com, 7/1/2008). Lalu pasca keluarnya SKB, sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pendukung Ahmadiyah yang tergabung dalam Human Right Working Group melaporkan SKB Ahmadiyah dalam sidang pleno ke-8 Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (Dewan HAM PBB) di Jenewa (Koran Tempo,11/6/08).
    Langkah-langkah demikian menggambarkan beberapa hal, yakni: (1) para pendukung Ahmadiyah ’melapor’ kepada tuannya di PBB. Padahal sudah menjadi rahasia umum bahwa PBB dikuasai oleh negara-negara besar pimpinan AS; (2) mengundang pihak PBB untuk memberi tekanan kepada Indonesia untuk melindungi Ahmadiyah dengan dalih kebebasan beragama. Padahal para tokoh dan ulama di Indonesia telah berulang-ulang menegaskan bahwa kasus Ahmadiyah bukanlah persoalan kebebasan beragama, melainkan penodaan/penistaan Islam; (3) menakut-nakuti Pemerintah Indonesia dengan adanya upaya internasionalisasi tersebut. Dengan demikian, muncul pertanyaan untuk kepentingan siapa sebenarnya langkah-langkah tersebut dilakukan, untuk Indonesia ataukah untuk asing dan kompradornya?
    Keempat : ada upaya untuk menjadikan Pemerintah berhadap-hadapan dengan apa yang mereka sebut kelompok-kelompok ’Islam radikal’. Padahal Insiden Monas hanyalah melibatkan pihak tertentu. Dengan upaya pukul rata tersebut menjadi jelas bahwa yang diharapkan adalah Pemerintah bersikap keras terhadap kelompok-kelompok yang disebut ’Islam radikal’, yang secara faktual merekalah yang mendukung disahkannya Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi Pornoaksi (RUU APP); mendukung fatwa MUI tentang haramnya sekularisme, pluralisme dan liberalisme; dan memperjuangkan syariah untuk menyelamatkan Indonesia sesuai hasil Kongres Umat Islam Indonesia ke-4 (KUII-IV) tahun 2004.
    Bukankah ini telah keluar dari konteks Insiden Monas? Bukankah ini upaya menggunakan tangan Pemerintah untuk menghabisi umat Islam yang ingin menjalankan syariahnya secara konsekuen? Bukankah sikap demikian justru membahayakan kehidupan bersama?
    Kelima : diduga di antara para tokoh pendukung Ahmadiyah didukung asing. Misalnya, Goenawan Muhammad pernah mendapatkan penghargaan Dan David Prize yang diselenggarakan Universitas Tel Aviv (TAU), Israel, pada 21 Mei 2006 (www.dandavidprize.org). Di antara tokoh para pendukung Ahmadiyah juga ada yang beberapa kali ke Israel. Ada juga yang mendapatkan penghargaan dari Shimon Perez Insitute.
    Lebih dari itu, Tokoh Betawi, Ridwan Saidi mengatakan, ”Saya punya data, LSM berkedok pejuang demokrasi dan HAM menerima dana asing. Mereka harus diusut. Insiden Monas itu festival intelijen dengan LSM-LSM yang dibiayai asing.” (Rakyat Merdeka, 16/6/08).
    Mayjen (purn.) TNI Zacky A Makarim, mantan Direktur Badan Intelijen Strategis, juga mengungkapkan, ”Saya yakin sekali, bantuan Jaksa Agung AS kepada Jaksa Agung RI tujuannya untuk kepentingan penegakkan hukum di Indonesia, money laundering, terorisme, juga soal Ahmadiyah. Momentum 1 Juni dimanfatkan kelompok pembela Ahmadiyah yang dibekingi asing untuk memecah-belah bangsa dengan dalih mempertahankan Pancasila.” (Rakyat Merdeka,17/6/08).
    Kerjasama Kafir dan Munafik
    Dari paparan di atas, ada beberapa hal yang harus senantiasa diwaspadai oleh umat Islam. Tiga di antaranya yang terpenting adalah : Pertama, keterlibatan pihak asing yang notabene kafir. Orang-orang kafir, sebagaimana saat ini ditunjukkan oleh kekuatan asing pimpinan AS, akan selalu berupaya menghancurkan Islam dengan berbagai cara; di antaranya dengan merusak akidah Islam. Proyek liberalisasi agama yang dimotori oleh kelompok liberal di Indonesia sejak beberapa tahun lalu, yang didukung penuh oleh asing, adalah salah satu upaya mereka. Diopinikanlah paham kebebasan beragama, termasuk kebebasan menodai agama (Islam), oleh kelompok liberal. Tidak aneh, kelompok liberal dan asing berkepentingan untuk membela dan mempertahankan Ahmadiyah, misalnya, yang memang menjadi salah satu alat mereka untuk menghancurkan akidah Islam dan memurtadkan umat Islam. Allah SWT berfirman:
    ]وَلاَ يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا[
    "Orang-orang kafir tidak henti-hentinya berusaha memerangi kalian hingga mereka berhasil mengeluarkan kalian dari agama kalian—jika saja mereka mampu ." (QS al-Baqarah [2]: 217)
    Kedua, adanya koalisi (kerjasama) kaum munafik (dalam hal ini para komprador/kaki tangan asing, khususnya kelompok liberal) dengan kaum kafir (pihak asing) untuk menghancurkan Islam. Kerjasama semacam ini bukanlah hal baru. Empat belas abad lalu Allah SWT telah mengisyaratkan bahwa di antara karakter munafik adalah menjadikan orang-orang kafir sebagai kawan, pelindung bahkan ’tuan’ mereka. Allah SWT berfirman:
    ]الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ[
    "(Orang-orang munafik itu) ialah mereka yang mengambil orang-orang kafir sebagai teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang Mukmin." (QS an-Nisa’ [4]: 139)
    Ketiga, adanya upaya pecah-belah umat Islam. Ini juga akan selalu dilakukan oleh kaum munafik, juga orang-orang kafir. Pada zaman Rasulullah saw., Abdullah bin Ubay, gembong munafik yang sangat mendendam terhadap Nabi Muhammad saw., misalnya, pernah menyulut fitnah di tengah-tengah umat Islam dalam kasus hadits al-ifki (berita bohong) yang menimpa Ummul Mukminin Siti Aisyah ra. Saat itu hampir saja terjadi fitnah dan perpecahan di kalangan umat Islam seandainya Allah tidak mengingatkan Rasulullah saw. tentang kebohongan yang disebarkan oleh kaum munafik (lihat: QS an-Nur [24]: 11-18)
    Dalam peristiwa lain, upaya pecah-belah pernah dilakukan orang kafir (Yahudi). Suatu ketika, seorang Yahudi bernama Syash bin Qais lewat di hadapan orang-orang Aus dan Khazraj yang saat itu tengah bercakap-cakap. Yahudi tersebut merasa benci melihat keakraban mereka. Lalu Yahudi tersebut menyuruh seseorang untuk turut terlibat di dalam percakapan mereka, seraya membangkit-bangkitkan cerita Jahiliah pada masa Perang Buats (yang melibatkan Aus dan Khajraj). Orang-orang Aus dan Khazraj pun terprovokasi. Aus bin Qaizhi dari kabilah Aus dan Jabbar bin Sakhr dari kabilah Khazraj akhirnya saling mencaci-maki satu sama lain hingga nyaris terjadi baku hantam dengan pedang terhunus. Berita itu sampai kepada Rasulullah saw. Beliau kemudian menghampiri mereka seraya menasihati mereka akan makna ukhuwah islamiyah. Seketika mereka pun sadar, bahwa mereka telah tergoda setan dan terperdaya musuh. Lalu mereka pun menurunkan senjatanya, berpelukan dan bertangisan. Tidak berselang lama, turunlah firman Allah SWT:
    ]وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا[
    "Berpegang teguhlah kalian semuanya pada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai-berai." (QS Ali Imran [3]: 103)
    Walhasil, sudah saatnya umat Islam selalu waspada terhadap pihak asing yang notabene kafir, juga kalangan munafik yang menjadi komprador (antek) mereka, yang tidak pernah berhenti memerangi Islam dan kaum Muslim. Karena itu, untuk menghadapinya, persatuan seluruh komponen umat Islam wajib dan perlu

    ReplyDelete
  3. kok diem aja, mbak? biasa... gak bisa jawab ya diam. artinya copy paste tulisan orang lain, setelah direspon kok diam
    ya udah ngapain maen blogging segala??

    ReplyDelete
  4. weleh....

    si arifin ini kok ya percaya omongan munarman sih? hahahahah.....

    preman tukang pukul kayak munarman jgn dijadikan referensi lah......bakal keblinger kamu nanti.....

    heran aja tukang pukul kayak munarman kok jadi ngetop......

    bukan membela gonawan muh....tp apa iya otaknya munarman ndeso ini bisa dibandingkan dgn si munarman yg bicara hanya dengen emosi....khas org sumsel......hahhahahaha.......

    mbak nong....cuek aja lah silakan berjuang sesuai dgn keyakinan anda....lha wong FPI itu juga gerombolan yg hobinya ngerusak tp itu keyakinan mrk...so jadi sama aja.....sama2 pegang keyakinan masing2 toh.....hehhhehe

    ada satu yg mungkin perlu mbak sadari...mungkin juga udah sadar...heheheh....."org indonesia terutama di jkt ini mostly sifatnya adalah sok tau atau belagu......", contohnya...kalo kita kasih tau yg bener atau kita tegur pasti lebih galak....hahhaha...itulah sifat dasar penduduk jkt, pada umumnya sih.....

    gambate ne......

    ReplyDelete
  5. maksudnya.....otak munarman apa bisa dibandingkan dgn otaknya gunawan muh? ggak level atuh....

    ReplyDelete
  6. "preman tukang pukul kayak munarman jgn dijadikan referensi lah......bakal keblinger kamu nanti....."
    - emang yg tukang itu pukul siapa??? gue malah bingung... jangan2 loe sendiri yg tukang pukul. dilihat dari gaya bicara loe kan juga mirip toekang poekoel..hehehe (klo omong asal omong aja...hehehe)

    tapi daripada loe nuduh2 klo munarman itu tukang pukul, mendingan loe ajak kenalan aja... pasti belom kenalan. klo belom kenalan, aku dah tau.. koz loe itu kalo bicara, gayanya sok tau.. hehehe

    tapi gue jamin ia bakalan takut ama kamu kok. koz muka loe hitam dan sukanya maen sembunyi jadi kaya' gendruwo hahaha

    omong2, loe mo bandingin antara otak gunawan ama munarman??
    emang bisa dibandingin? hehehe.. loe pasti cenayang ya? ya udah loe bandingin aja otak mereka. biar loe bisa mbuktiin, klo otak gunawan itu lebih hebat drpd otak munarman.

    gitu aja kok repot.

    ReplyDelete
  7. nah bener kan mbak....

    baru saya pancing udah ada org yg sok satu kasih komentar.....biasalah gaya responsif selalu........

    EGP lah....silakan berdebat soal aqidah dll sampe mulut dower......aku mah suka yg pasti2 aja......

    bye.....mau ngamen dulu...(itu lbh pasti ketimbang muter2 jakarta malam2 pake jubah putih bawa bendera tapi ggak disiplin krn gak pake helm...mrk pikir kalo udah pake jubah putih kepalanya jadi antipeluru alias kebal.....hahhaaha)

    peace ah......

    ReplyDelete
  8. baru saya pancing udah ada org yg sok satu kasih komentar.....biasalah gaya responsif selalu........
    - ya iyah lah... ada aksi pasti ada reaksi mas. Klo dah tau mo direspon... ngapain harus ditanggapin lagi???

    EGP lah....silakan berdebat soal aqidah dll sampe mulut dower......aku mah suka yg pasti2 aja......
    - lohh siapa yg nyuruh kamu ngisi komentar di sini.. ya udah kalo gak ingin debat masalah aqidah, ngapain mampir di sini? Ngamen sono, biar dapet uang banyak, trus entar kalo uang banyak buat beli motor atau apaan kek.. buat biaya loe kawin juga ga masalah.

    itu lbh pasti ketimbang muter2 jakarta malam2 pake jubah putih bawa bendera tapi ggak disiplin krn gak pake helm...mrk pikir kalo udah pake jubah putih kepalanya jadi antipeluru alias kebal.....hahhaaha
    - lhoo.. ngapain gak ngritik2 tukang kampanye atau suporter sepak bola.. toh mereka (FPI) juga ikutan mereka. ya udah moga aja.. Pak GUbernur selain nertibin FPI juga mo nertibin pengamen koz juga membuat resah, pemandangan dalam angkot juga terasa sumpek, dan perilakunya juga lebih banyak gak tertibnya

    ReplyDelete
  9. Ngapain mbak diluruskan segala...
    Udah banyak yang tahu... mana yang lurus dan mana yang munafik....

    Kalo aku menilai... Kelompok mbak kan cuman menjalankan "proyek aja" Dana Habis proyek bubar...
    (Baca: Founding LSM habis..)
    Tapi kapan habisnya ya????

    Selagi umat Islam Masih bersatu... dana LSM gak mungkin Habis....

    ReplyDelete
  10. hahaha...
    tulisan gombal! banyak kali gaya kau dan pretensimu soal bela kebenaran, bela pancasila dan segala macam taik kucing klise lainnya itu.
    mengalihkan isu kenaikan harga bbm aja gak berani kau akuin! kau kan orang freedom institute dan lembagamu yang dulu bikin iklan menyetujui kenaikan harga yang mencekik kehidupan rakyat Indonesia itu, masak gombalmu akan dipercayai orang!
    waktu kalian sudah habis, bos kalian si kulit putih amrik itu pun bakalan mendepak pantat kalian mirip yang terjadi dengan noriega, suharto, saddam hussein, dll eks budak gedung putih!
    it's gonna be fucking sweet, babe, watching you guys writhing...
    hahaha...

    ReplyDelete
  11. saya kasihan lihat fpi....
    memang mereka agak keras dalam bersikap,seperti sweeping tempat pelacuran , perjudian dan lain-lain. tapi itu adalah sebagai wujud cinta tanah air kali ya?

    karena siapapun orangnya tidak setuju dengan pelacuran, perjudian miras dan lain-lain.

    saya awalnya tidak simpati dengan fpi, tapi gara-gara peristiwa monas kok jadi simpati ya?
    gak tahu deh.....

    ReplyDelete
  12. Kronologis Peristiwa Monas Ahad 1 Juni 2008
    Apa sesungguhnya yang terjadi pada Ahad 1 Juni 2008? Media massa rame-rame menyudutkan Fron Pembela Islam (FPI). Sebuah stasiun dalam siarannya menyebut dalam sub titel Kekerasan FPI. Sang presenter yang jelita menyebut FPI sebagai pembuat onar. Tak hanya itu, tayangan FPI yang menertibkan tempat maksiat diputar kembali. Sementara kerja keras FPI dalam membantu korban bencana alam tak disinggung

    Faktanya, Ahad, 1 Juni 2008 massa Islam di bawah bendera Komando Laskar Islam berkumpul melakukan aksi menolak kenaikan BBM. Aksi itu menuju Istana Jakarta di bawah komando Munarman. Untuk jelasnya silakan buka website resmi HTI . Di antaranya peserta aksi adalah : Perwakilan Serikat Kerja PLN, HTI, FPI, dsb.

    Demo ini sudah mendapat izin dari aparat kepolisian setempat dengan pengawalan yang rapi dan ketat. Dengan kata lain demo ini adalah kegiatan yg resmi dan legal berdasarkan UU yang berlaku di republik ini. Pada saat yang bersamaan muncul kelompok yang menamakan dirinya Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan berkeyakinan (AKK-BB)yang notabene pro Ahmadyah.

    Seperti dilansir siaran TV mengenai kegiatan AKK-BB ini sebelumnya tidak diperkenankan Kepolisian terkait untuk melakukan aksi di wilayah Monas, Karena akan berbenturan dengan pihak yang tidak mendukung acara mereka. Dengan kata lain, kegiatan AKK-BB ini tidak mendapat izin untuk melakukan kegiatan diwilayah Monas.

    Melihat gelagat negatif ini, Pihak FPI mengisntruksikan beberapa personilnya untuk mengetahui apa yg dilakukan AKK-BB ini di wilayah aksi demonstrasi HTI. Ternyata mereka melakukan orasi yg menjelekan salah satu Ormas Peserta Demo dengan mengatakan "Laskar Setan" dan sebagainya. Mendengar hal itu, personil FPI segera melaporkan kepada Laskar FPI mengenai temuan orasi tsb.

    Beberapa laskar FPI segera meminta klasrifikasi kepada pihak AKK-BB mengenai hal ini. Pihak AKK-BB berusaha mengelak dan menjawab dengan sikap yg arogan sehingga membuat Laskar FPI kesal. Arogansi AKK-BB ini semakin menjadi dengan mengeluarkan sepucuk senjata Api dan menembakkan ke Udara 1 kali. Mendengar letusan ini, Laskar FPI mencegah perbuatan tsb tapi ditanggapi dengan tembakan ke udara hingga 4 kali.

    Melihat aksi yg arogan dan sok Jagoan, Laskar FPI makin kesal dan langsung melakukan pemukulan terhadap provokator. Tidak ada pihak anak-anak dan wanita yang menjadi sasaran amarah pihak FPI. Hanya oknum yang sok Jagoan dan Arogan yang telah mengejek dan menghina kafir kepada laskar FPI yang menjadi sasaran empuk di kerumunan massa aksi Demonstrasi BBM ini. Beruntung tidak semua elemen massa demo ini ikut memukuli pihak AKK-BB

    Diduga, AKK-BB adalah kelompok bersenjata yg sengaja disusupkan di dalam kegiatan demo BBM Ahad 1 Juni 2008 di Monas dengan menyertakan anak kecil dan wanita dengan itikad menjatuhkan opini BBM menjadi opini pembubaran FPI dengan melakukan provokasi sebutan Laskar Kafir dan tembakan senjata api.

    Kondisi terakhir pihak FPI menjadi obyek makian masyarakat bahkan intimidasi oleh Nahdlatul Ulama dan elemen-elemennya sehingga FITNAH perjuangan semakin terbukti kebenarannya bahwa Dakwah di Jalan Allah SWT akan ditebus oleh fitnah, intimidasi, makian negatif opini oleh kafirun dan munafikun bahkan kelompok orang yg mengatas namakan ahli ilmu dan ibadah. Wallahu A'lam Bisshowab.

    Hasbiallahu wa ni'mal wakil, Ni'malmaula wa ni'mannashiir.
    Cukuplah Allah Sebagai Pelindung dan Penolong Mujahid Dakwah.

    ReplyDelete