Penghargaan
Duh, lama juga aku tak mengisi blogku ini. Malu rasanya dan terbebani juga bila blog ini isinya cuma itu-itu aja. Membosankan. Bukannya ngga mau ngisi, saking banyaknya yang mau aku ceritakan dan kutulis di blog ini malah jadinya tertunda-tunda terus. Karena kerjaanlah, ngurus anaklah, banyak ngelamun, banyak masalah tapi yang utama adalah malasnya itu loh. Padahal internet di kantor selalu on line.
Baiklah, aku mulai lagi nulis di blog ini dengan bercerita tentang Penghargaan Achmad Bakrie yang diselenggarakan 14 Agustus lalu. Basi memang, tapi ga apa-apa. Yang jelas Ahmad Sahal, yang sekarang lagi belajar di Upen Amrik, penasaran ingin tahu tentang acara ini. Abis katanya heboh sih karena Romo Magnis, teman baik sahal sekaligus masternya di STF, menolak menerima penghargaan itu.
Aku senang banget akhirnya Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) 2007 berjalan sukses. Di tengah ramainya sms yang memboikot acara ini, ternyata yang datang ke acara ini banyak juga. Yang menggembirakan lagi, teman-teman dekat pun yang tadinya aku anggap akan memboikot, ternyata hadir dan mengucapkan selamat. Duh, lega banget.
Awalnya, di internal Freedom Institute pun ada perdebatan apakah penyelenggaraan acara ini perlu diadakan atau nggak. Hal ini dikarenakan kami juga ingin mengikuti persepsi publik bahwa kami sensitif terhadap korban Lapindo. Tapi kami akhirnya memutuskan bahwa tradisi penghargaan harus diteruskan dan dilestarikan karena penghargaan ini tak ada kaitannya dengan soal korban Lapindo atau apapun. Meski tentu saja ada konsekuensinya yaitu kontroversi di sana sini. Bukankan hidup ini lebih indah dan menarik bila ada kontroversi? Aha! Itu pertanyaan yang tak releven sama sekali :-) sssttt...terus terang, pelajaran inilah yang aku dapatkan dalam menjalani hidup.
PAB tahun ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Seperti yang sudah ditulis di atas sebabnya adalah adanya kasus lumpur Sidoarjo yang melibatkan salah satu perusahaan Bakrie, PT. Lapindo. Freedom Institute dianggap terkait erat karena lembaga ini sejak awal didukung oleh Pak Aburizal Bakrie dan nama penghargaannya pun didedikasikan kepada (alm) Achmad Bakrie, ayahanda pak Aburizal.
Tak pelak, acara ini pun dilumpuri dengan isu Lapindo. Teman-teman aktivis yang pro korban menganggap Freedom Institute betul-betul tidak memihak dan sensitif terhadap korban. Secara pribadi aku menganggap pengaitan kasus lumpur Lapindo dan PAB Freedom Institute tidak relevan sama sekali. Buatku, penghargaan terhadap orang-orang berilmu harus terus kita lestarikan dan tradisikan. Apalagi kita tahu tradisi penghargaan untuk kalangan pemikir di Indonesia masih sangat langka. Alangkah sayangnya bila penghargaan ini harus dihentikan gara-gara kasus Lapindo. Tokh, kasus Lapindo pun sekarang ini sedang terus menerus dicarikan jalan keluar dan penyelesaian yang terbaik untuk para korban lumpur tersebut.
Bahkan Freedom Institute dan keluarga Bakrie ingin penghargaan ini terus diperluas ke pelbagai bidang ilmu. Makanya tahun ini ada penambahan 2 yaitu sains dan teknologi. Padahal awalnya cuma 2 kategori yaitu untuk pemikiran sosial dan kesusateraan, terus 2 tahun berikutnya ditambah untuk kedokteran.
Akhirnya, tak ada manusia yang sempurna, tapi kita selalu berusaha menuju ke kesempurnaan itu. Saya kira pak Aburizal dan keluarga pun seperti itu. Beliau memberikan hartanya untuk penghargaan ini dalam rangka menuju ke kesempurnaan itu. Kita tak bisa menolak niat baik dan kebaikan orang untuk melakukan pekerjaan yang mulia.
Terima kasih kepada mas Putu Wijaya yang luar biasa tegarnya ditengah gempuran sms-sms yang memintanya menolak penghargaan ini. Suatu keputusan yang sangat sulit untuknya dan aku selalu gelisah karena takut mas Putu tiba-tiba menolaknya. Kepada pak Jorga Ibrahim yang aku banyak belajar dari pengetahuan & kebijakannya, pak Sangkot Marzuki yang sangat sulit dihubungi dan kepada Pak Hasil Sembiring dari BB Padi yang telah mengajak wisata padi. Untuk Romo Magnis, aku juga salut dan sangat menghargai sikapnya. Kepada teman-teman semuanya di Freedom Institute, Bigguns, tim fotografer, dokter Priyo, dokter Agus, pak Sucipto serta timnya dan semua teman-teman yang hadir di acara PAB. Terima kasih banyak. Semoga penyelenggaraan PAB tahun depan akan semakin baik dan penghargaannya bertambah.
Ternyata anda memang pintar untuk urusan cari dana, ya; termasuk ke Bakrie.
ReplyDelete