Kangen Umi
Malam-malam ini aku sering didatangi Umi, panggilanku untuk ibuku, yang telah wafat 4 tahun lalu. Sebelum-sebelumnya, Umi sering datang menyapaku tapi tak sesering sekarang. Ia datang, membelai rambutku, mengecup keningku dan membesarkan hatiku. Memang selama ini, bila aku kangen dan merasa pusing dengan persoalanku, dia pasti datang dalam mimpiku. Aku ingat, ketika Umi masih hidup, permintaannya bila meninggal dan kemudian datang menyapaku, aku harus mengirim doa dan membaca surat Yasin untuknya. Aku selalu memenuhi permintaannya. Meski tanpa itupun, aku selalu mendoakan dan mengingatnya.
Kemarin aku berziarah di makamnya. Aku bersimpuh dan merasakan benar-benar kangen padanya. "Aku ingin menyusulmu, Umi..tapi sekarang anakmu punya tanggung jawab yang besar: harus membesarkan dan membahagiakan cucumu. Aku mohon dan berharap, dampingi aku terus meski secara fisik umi tak di sisiku. terima kasih selalu menengok dan menyapaku."
Aku yakin, Umi sudah bahagia di alam sana dan akan selalu hidup untukku. Allahummagfirlaha, warhamha... Umi, Nong kangen banget..
Saya senang membaca tulisan-tulisan anda (termasuk yang di website-nya JIL).
ReplyDeleteMenarik & membuka wawasan, tapi banyak yang masih harus diperdebatkan dan memunculkan kontrovesi?.
Salam
tulisan 'kangen umi' sungguh mengesankan. saya jadi terharu.
ReplyDeletebapak abu fatih dan pak mahmud, terima kasih atas komentarnya dan telah mengunjungi blog saya.
ReplyDelete