Sang Guru
dari ujung kabel
suara bergetar
terbayang wajah teduh
mata renta
tak berdaya
penuh aura
suatu siang datang
sang guru berpesan
menanya kabar
tentang kehidupan
: hidupmu sulit anakku
pilihanmu
terus berjuang
berteriaklah
habiskan nafasmu
ragamu
tenagamu
hidupmu
jangan gentar
jangan takut
karna itu takdirmu
sang guru slalu datang
tanpa raga
seperti malaikat dengan cahya
berbicara tentang hidup
sulit
terjal
jadi biasa
jakarta, oktober 2008
Renungan Pendidik
ReplyDeleteKetika terbit fajar, udara segar menjadi pusat perhatian makhluq khususnya manusia
Satu sisi sudut kehidupan tampak tuan-tuan besar sedang berlari-lari santai menikmati udara pagi hari
Lelah sejenak secangkir teh dan sepotong roti telah siap menanti di pelataran serambi
Bersandar duduk di atas kursi sambil menikmati secangkir teh dan sepotong roti, aduhai nikmat sekali
Bahagianya si tuan besar, pagi-pagi isi perut sebagai salah satu kebutuhan nafsu telah terpenuhi
Begitu pula berkat kemajuan teknologi, berita informasi melalui TV dan koran pagi dapat diketahui secara dini
Perang, politik, ekonomi bahkan segala macam bentuk perbuatan tindak kriminal telah pula tersaji dengan rapi
Cemas, khawatir dan berbagai macam gejolak muncul sebagai imbas dari berita informasi
Anak-anak yang manis tidak pula ketinggalan, mereka mengikuti gejolak informasi globalisasi
Ibarat sawah tidak berpematang, demikianlah informasi teknologi merasuki jiwa anak yang masih dini
Apa yang terjadi? Kenakalan remaja sebagai cuatan hasil rekaman kecanggihan teknologi
Demikian itulah, pagi-pagi jiwa yang seharusnya mencuatkan kesegaran, ternyata resah gelisah yang tak teratasi
Begitu pula ketika mentari hilang di ufuk Barat di senja hari Kerlap-kerlip lampu hias di tempat-tempat melantai, tersenyum sedup menjanjikan kenikmatan tersendiri
Hasrat muda bergejolak ingin menikmati segala yang sudah tersaji
Oh kasihannya kau generasi muda tunas bangsa, jiwa yang begitu renta masih dilanda gejolak budaya globalisasi
Kembali semua ini karena kemajuan teknologi memberikan segala kemudahan untuk bergejolaknya diri
Al-Qur’an yang sebenarnya sebagai penentram hati, nyaris tidak bisa diambil berita informasi
Dia Al-qur’an seakan terpandang sebagai kitab tua yang bisu terhadap informasi teknologi
Mbak nong kalau bikin puisi jangan terlalu berlebihan lah, masak mas Ulil masih muda dibilang renta, nanti mas ulilnya marah loh.
ReplyDeleteEh atau ada gurunya yang lain yang sudah tua renta dan sudah mati, sehingga mbak didatangi dalam mimpi, atau yang datang ketemu mbak iblis yang menyamar sebagai laki-laki tua renta, aah...nggak tahu deh, tanya saja sama mbak nong.